Bismillahirrahmanirrahim..
Dan kembali terusik..
Mengingat memori lalu..
Dimana ketika itu, rapuh seluruh benteng jiwa..
Maka, menjelmalah rasa.. berwarnalah dunia..
Yang aku tahu, hanya dia dan aku..
Sang pembelajar yang sombong memaknai hati dan jiwa..
Lalu terperangkaplah pada rasa.. CINTA ..
Dan begitulah.. Ketika tarbiyah Allah menyapa..
Cahaya yang indah, menjadi redup karena keterlenaan..
Longgarlah keterjagaan.. layulah mahkota.. tak semerbak lagi wanginya..
Tersentak, terbangun, terjatuh..
Aku sadar.. bukan untukku..
***
Hingga pada akhirnya..
Memilih untuk mengakhiri semua.. dan kembali menenggelamkan diri..
Agar ia semakin terjaga, mempesona..
Begitupun aku.. dengan perahu kecil dan dayung rapuhku..
Melayari samudera perjuangan haru.. biru..
Mendayung perahuku..
Sendiri.. sepi..
Berpeluh.. keluh.. kaku..
Terkadang oleng terhempas gelombang..
Tertiup badai kehidupan..
Hanya mampu menangis.. sembari menjaga kuat pegangan dayungku..
Agar tak jatuh, dan tenggelam ke dalam samudera, menghitam..
Tak ada teman yang menguatkan..
Atau sekedar tersenyum, dari kejauhan..
Kadang sesekali, menikmati pemandangan.. tenang..
Bertemankan bintang, dan tenangnya riak air..
Dibelai lembut sepoi angin pagi..
Bebas memandangi pelangi dan bertemankan burung-burung pantai..
Lincah, ramai..
Lalu, ketika sepi menyergap..
Kembali teringat. Mozaik-mozaik jiwa..
Dan teringatlah mozaik tahun lalu itu..
Lalu ia menjelma..
Bersayap indah, gagah..
Penuh kemilau, mengerdilkan jiwa..
Melihatnya diatas cakrawala,
Gemulai, ceria..
Terbang, melantun..
Berpapasan dengan gemintang cantik, rupawan..
Bermesraan dalam balik awan..
***
Dan.. aku..
Keluh.. cemburu.. (salahkah??)
Mengalir bulir lembut.. Dari kedua mata sayu..
Tak berani Berdo’a, karena sadar diri..
Hanya seorang hamba Allah...
***