Bismillahirrahmanirrahim..
Kali ini aku akan bercerita tentang Hati terlahir Sebuah Prasangka, kemudian Hati akan bekerja sama dengan si Mungil Lisan..
Kota
tercintaku pagi ini diliputi kesejukan. Setelah semalam diguyur hujan,
meski awan menampakan kekuatannya namun sang bayu mendampingi dengan
setia. Sehingga rasa panas itu berubah menjadi sejuk.
Seperti
biasa, rutinitasku dari hari ke hari adalah sama. Jikalau pun ada yang
berubah, itu memang sudah kehendak dari Nya. Seperti hari ini, di ruang
kerjaku tepatnya di laboratorium komputer fisika. Saat ku duduk di depan laptopku sembari menyelesaikan tugas
yang harus ku print, aku menangkap raut sedih milik seseorang. Rupanya
sahabatku itu sedang dirundung masalah.
Iseng aku bertanya “kenapa dirimu? Kok tidak bersemangat.”
“Iya nih Ci', lagi jengkel.” Ujarnya ketus.
“Jengkel kenapa?” tanyaku penasaran.
“Aku
jengkel Ci' karena orang-orang di sekitarku menilai akulah penyebab
terjadinya berita ini menyebar!” tambahnya dengan nada kesal.
“Sabar
ya, mungkin karena mereka tidak tahu posisimu yang sebenarnya dalam
situasi ini, jadi mereka begitu.” Tambahku menenangkan.
“Iya Ci'. Semoga cepat mereda berita ini.” Ujarnya lirih.
***
Terkadang
tanpa kita sadari, perasaan bernama prasangka itu selalu ada dalam diri
kita. Sifat baik atau buruk prasangka itu hanya kita yang bisa
membedakannya. Kejadian yang menimpa sahabatku ini hanya segelintir
kejadian kecil yang bisa menimpa siapa pun akibat prasangka kita. Aku
semakin tersadar, dari organ tubuh bernama hati terlahir sebuah
prasangka, entah baik atau buruk. Kemudian hati akan bekerja sama dengan
si mungil lisan, yang akan menyampaikan prasangka itu kepada banyak
pihak, entah pihak yang berkepentingan atau tidak.
AstaghfiruAllah.
Adakah
hal yang lebih baik dari sikap diam. Aku merasa diam memang emas. Jika
posisi kita adalah orang yang tidak tahu apa-apa tentang hal yang
terjadi di sekitar kita. Atau jika kita punya nyali besar, lebih baik
tanyakanlah langsung kepada si empunya yang bersangkutan. Agar tidak
timbul masalah lain di luar hal tersebut.
Dan
akhirnya aku pun menyarankan pada diri ini untuk bisa menjaga hati dan
lisan lebih kuat lagi. Serta belajar melepas amarah menjadi doa. Berdoa
semoga ALLAH mengampuni segala dosa yang telah diperbuat saudara-saudara
kita, berdoa memohon kebaikan untuk mereka seperti RASULULLAH SAW yang
selalu mencontohkan demikian. Berdoa pula agar aku bisa melewati setiap
titian ujian-Nya yang panjang dan penuh liku ini untuk sampai di surga-Nya
kelak.
Insya Allah ^_^.. Amin Ya Rabbal'alamin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar